Rabu, 07 Oktober 2015

MAHLUK MAHLUK PENJAGA PELANGI - Imagination Is Real

Pecahan short story dari on progress novel :

Mahluk Mahluk Penjaga Pelangi, berkisah tentang masa kecil Lantika dan ayahnya, peneliti yang terobsesi dengan dunia di balik pelangi.

PELANGI DI ANGKASA

" Di angkasa ada pelangi Pah ? ", tanya Lantika sambil memandangi sketsa pesawat ruang angkasa milik ayahnya. Sesekali ia menyibak poninya yang terus turun menutupi matanya. Foto foto bintang, galaksi dan pelangi milik ayahnya yang menempel di papan kayu, menarik minatnya.

Ayahnya berhenti menggambar, menoleh ke arah putri kecilnya yang belakangan ini mulai jadi "miss serba ingin tahu". Ia pencet hidung putrinya, Lantika cemberut dan ngomel dengan suara bindeng, "Hiihh Fafaa. Lantifakan fuma fahnya afa.. (Iihh Papa, Lantikakan cuma nanya aja)".

Gelak tawa Ayah terdengar keras di ruang kerjanya, apalagi Lantika segera pasang muka cemberut dan bersidekap. "Papa ketawanya mirip monster Gomi bermulut besar dari Planet Starovski!". "Monster mulut besar ?", ayah balik bertanya. "Iya, itu tuh, monster furball berwarna hijau dengan mulut besar, perut buncit cit dan bibir dower wer.. bibirnya merah marun run, mirip warna lipstik mama, kalo ketawa gini nih.. Huak Huak Huak Huak Huak..", Lantika memeragakan tawa monster itu, kedua tangannya memegangi pinggangnya yang ia condongkan ke depan mirip perut buncit bapak bapak.

Tawa ayah semakin keras sampai-sampai keluar butiran air mata, putri sulungnya ini memang ekspresif kalo boleh dibilang setingkat lebih halus dari hiperaktif. "Sini.. sini Pikipoo.. ", naluri kebapakan Ayah mendorongnya untuk meletakkan segala pekerjaannya, obsesi ayah untuk mengejar dunia di balik pelangi adalah impiannya sejak kecil.

Lantika tau itu, tapi ayahnya tak pernah menjelaskan padanya secara mendetail, kini ayahnya tampak tertarik untuk bercerita. "Hop", satu lompatan kecil dan Lantikapun telah duduk di pangkuan ayahnya. "Kamu uda makin berat sayang..", kata ayahnya sambil mengelus dan mengendus rambut Lantika. Pikipoo adalah panggilan sayang ayah pada Lantika sedangkan mengendus bau rambut Lantika atau Pikipoo merupakan kebiasaan yang disukai ayah.

Ayah tau Lantika belum mandi pagi itu, tapi menurut ayah bau alami rambut pikipoo adalah menyenangkan, mengingatkan ayah pada bau rambut ibunya alias nenek dari Lantika. "Tadi Piki nanyain soal pelangi di angkasa ? Maksud Piki pelangi di langit yah ?", tanya ayah. Piki mengangguk.

"Sebelum papa lanjutin, papa mau bilang kalo pelangi itu bukan hanya ada di angkasa ataupun langit, tapi juga ada disini..", telunjuk ayah menunjuk tepat ke arah bola mata Lantika, Lantika bingung. "Nanti pas Piki lagi sedih banget atau abis nangis terus terusan biasanya muncul pelangi.. Ga percaya ? Kalo Piki uda gede, Piki bakalan ngerti sendiri yang papa bilang ini. Nah, sekarang papa mau jelasin yah soal pelangi di langit, bentuknya semacam cincin Saturnus, posisinya menyeberangi galaksi dan.."

Sekarang, mari kita tingalkan kedua Ayah-Anak itu yang asyik bercerita di ruang kerja sang ayah, membiarkan malam itu berlalu dalam kedekatan hati mereka. Itulah salah satu kenangan Lantika tentang ayahnya, kenangan yang membentuknya menjadi seorang "Pengejar Pelangi". Sebuah kisah baru saja dimulai, kisah yang menjelajahi dunia impian sang ayah dalam bingkai mata Lantika.. dan anda baru saja memulai bab pengantarnya.

Laura Carolina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar